Jakarta - Aksi dar der dor dan heroik pasukan khusus TNI membebaskan sandera di Somalia sepertinya tidak akan terjadi. Pemerintah akhirnya memilih jalur negosiasi dan mempersiapkan uang untuk menebus sandera yang ditawan perompak Somalia. Walau sudah mengirim pasukan khusus untuk membebaskan sandera.
Tidak main-main, Mabes TNI diam-diam mengirim 401 personel anti teror dari Sat 81 Kopassus dan Denjaka Marinir. Dua satuan ini memang memiliki kemampuan antiteror dan membebaskan sandera dalam kapal. Selain itu, peralatan lengkap juga telah dikirim ke Laut Arab.
"Marinir dan Kopassus jumlahnya 401 orang," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dalam jumpa pers di Kantor Menko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (15/4).
Satgas ini berusaha memburu kapal yang dibajak dan membebaskan para sandera saat kapal masih berada di laut. Pemantauan terus dilakukan dengan menggunakan helikopter. Sayangnya, kapal keburu bersandar di pelabuhan markas perompak itu.
"Sebenarnya berharap ketemu di laut, tapi sampai di posisi lego tanggal 5, kita tetap mengupayakan mencari info lebih lanjut dengan menerbangkan heli, posisi pesawat di antara 8 kapal yang dibajak," ujar Agus.
Menko Polhukam Djoko Suyanto menjelaskan pemerintah telah melakukan segala upaya. Pasukan TNI sudah mempersiapkan serangan, tetapi batal dilakukan mengingat situasi yang tidak menguntungkan. Membebaskan sandera di pelabuhan yang dikuasai perompak memang lebih sulit dari membebaskan sandera di laut lepas.
"Kapal Sinar Kudus masih di pantai bersama bajakan, dijaga sindikat perompak. Kapal KRI sudah di daerah sasaran, tapi dengan situasi seperti itu, data intelijen bahwa kekuatan yang ada di kapal, kondisi awak yang desperate, apabila kita gegabah dalam bertindak justru keselamatan awak kapal yang harus dijaga," kata Djoko di tempat yang sama.
Demi keselamatan awak kapal, negosiasi akhirnya dipilih. Apalagi sudah ada kesepakatan antara pembajak dan perusahaan pemilik kapal.
Apa yang dilakukan pemerintah mungkin berlainan dengan harapan publik. Sejumlah kalangan di DPR dan tokoh masyarakat misalnya, menginginkan agar operasi militer saja yang digelar. Pasukan TNI dianggap mampu melakukan operasi pembebasan sandera. Pengalaman membebaskan kapal tanker di Selat Malaka dan operasi pembebasan kapal di Woyla menjadi modal pasukan khusus Indonesia.
Muncul juga tawaran dari Malaysia jika TNI hendak menggelar operasi militer. Malaysia memang memiliki pengalaman membebaskan sandera dari pembajak. Semoga tawaran itu bukan sindiran, seperti yang disampaikan anggota Komisi I Hidayat Nurwahid.
Apalagi TNI mengklaim lebih unggul dari Malaysia. Saat masih menjabat sebagai KSAL, Laksmana Agus Suhartono pernah menegaskan jika Kopaska TNI AL yang melatih Pasukan khusus Malaysia.
"Gurunya Paskal (pasukan khusus AL Malaysia) itu Komando Pasukan Katak (Kopaska) kita," ujar Agus Suhartono dalam jumpa pers Forum Strategi TNI AL di Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (21/4/2010) lalu.
Namun memang pembebasan sandera belum usai. Hingga seluruh sandera dibebaskan dan sampai ke Indonesia dengan selamat. Masih tidak tertutup kemungkinan tiba-tiba pasukan khusus TNI menerobos masuk dengan senapan MP5 di tangan. Melumpuhkan para teroris dan pulang kembali ke tanah air dengan selamat. Semoga saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar