- Oleh Dela Sulistiyawan Yunior
Selain menghemat tenaga dalam mencari, materi di internet cenderung lebih mutakhir. Internet yang tak mengenal batas geografis juga menjadikannya sebagai sarana ideal penyebaran informasi (Sutanta 2005: 540).
Kemajuan teknologi yang telah dan akan terjadi berpengaruh besar terhadap sistem komunikasi massa, termasuk pola-pola komunikasi, antara lain dapat melipatgandakan kompetisi. Sebab, banyaknya sumber informasi yang dapat diakses khalayak membuat setiap media bekerja lebih keras untuk memperoleh khalayak dan sedapat mungkin menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Apalagi khalayak kini kian terfragmentasi. Tak ada lagi orang yang hanya menjadi khalayak bagi satu jenis media (Rivers 2004: 348).
Perubahan Besar
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dasawarsa terakhir telah membuahkan perubahan besar pada industri komunikasi yang memungkinkan terjadi konvergensi media dengan menggabungkan media massa konvensional dan teknologi komunikasi. Itu dapat terlihat dari media cetak besar di Indonesia yang memanfaatkan teknologi komunikasi dengan membuat portal berita online. Konvergensi media itu melahirkan jurnalisme baru, yakni jurnalisme online.
Fenomena jurnalisme online sekarang menjadi contoh menarik. Khalayak pengakses media konvergen alias “pembaca” tinggal mengeklik informasi yang diinginkan di komputer yang dilengkapi aplikasi internet untuk mengetahui informasi yang dikehendaki, dan sejenak kemudian informasi itu pun muncul. Alhasil, aplikasi teknologi komunikasi terbukti mampu menjembatani jalur transportasi pengiriman informasi media ke khalayak.
Salah satu contoh portal media online yang cukup populer saat ini adalah detik.com dan Kompas Cyber Media (KCM) yang mewakili portal berita nasional, sedangkan portal surat kabar online daerah adalah suaramerdeka. com. KCM dan suaramerdeka.com biasanya hanya merupakan konversi dari harian cetak tersebut ke internet, dibumbui sedikit info menarik lain.
Meski dapat dikatakan masih baru, portal media online telah memberikan manfaat pada pembaca di seluruh dunia yang tak mendapat akses ke Kompas atau Suara Merdeka secara langsung.
James C Foust dalam buku Online Journalism: Principles and Practices of News for the Web menginformasikan beberapa keuntungan jurnalisme online. Pertama, kontrol khalayak. Jurnalisme online memungkinkan khalayak lebih leluasa memilih berita. Kedua, nonlienarity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita dapat berdiri sendiri, sehingga khalayak tak harus membaca secara berurutan untuk memahami. Ketiga, pencarian dan pencarian keterangan. Jurnalisme online memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah.
Keempat, ruang tak terbatas. Jurnalisme online memungkinkan berita yang disampaikan ke khalayak jauh lebih lengkap ketimbang media lain. Kelima, kesegeraan. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung. Keenam, kapabilitas multimedia. Jurnalisme online memungkinkan tim redaksi menyertakan teks, suara, gambar, video, dan komponen lain dalam berita. Ketujuh, interaktivitas. Jurnalisme online memungkinkan peningkatan partisipasi khalayak dalam setiap berita.
Karakteristik Berbeda
Perubahan apa saja yang terjadi ketika jurnalisme tradisional sedikit beralih ke jurnalisme online? Jurnalisme online menjadi berbeda dari jurnalisme tradisional bukan semata-mata karena mengambil venue berbeda, melainkan karena jurnalisme itu dilangsungkan di atas media baru yang mempunyai karakteristik berbeda, baik dalam format, isi, maupun mekanisme dan proses hubungan penerbit dan pengguna atau pembaca.
Karakteristik jurnalisme online yang paling terasa adalah kemudahan bagi penerbit dan pemirsa untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Karakteristik jurnalisme online paling populer adalah yang bersifat real time. Berita, kisah, peristiwa bisa langsung dipublikasikan saat kejadian berlangsung.
Karakteristik lain adalah menyertakan unsur-unsur multimedia, yang membuat jurnalisme online mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi lebih kaya. Jurnalisme online juga bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink pada web, jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber lain. Itu berarti pengguna atau pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif, tetapi tetap terjaga dan didorong mendapatkan pendalaman dan titik pandang lebih luas.
Para pengguna pun dapat berinteraksi lebih cepat, lebih sering, lebih intens dengan sesama pengguna, narasumber, bahan berita, dan sang jurnalis. Ujung-ujungnya, jurnalisme online mampu membangun hubungan partisipatif dengan khalayak.
Dalam proses dan budaya kerja, jurnalisme online tak bertenggat justru karena setiap detik adalah tenggat. Reporter pun harus segera berada di tempat peristiwa, untuk dapat segera melaporkan berita, kapan saja dan dari mana saja. Misalnya, reporter melaporkan dari lapangan dengan telepon seluler ke redaktur. Redaktur menanyakan berbagai kondisi di lapangan, menulis berita itu, lalu menayangkan berita tersebut melalui web. (51)
- Dela Sulistiyawan Yunior, mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Undip Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar