VIVAnews - Amerika Serikat (AS) sempat mengusulkan bahwa bintang-bintang film Bollywood bisa dikerahkan untuk membantu stabilkan Afganistan dari kehancuran akibat perang. Itu karena banyak warga Afganistan gandrung dengan film-film India.
Demikian ungkap harian Inggris, The Guardian, dengan mengutip informasi yang diklaim berasal dari memo diplomatik AS yang dibocorkan WikiLeaks. Memo itu terkait dengan instruksi dari Washington kepada Kedubes AS di New Delhi agar dicari ide-ide yang spesifik dan konkrit bagi India untuk mengerahkan pengaruh non fisik [soft power] dalam membantu rekonstruksi di Afganistan.
Dalam memo yang dikirim Maret 2007, Kedubes AS di New Delhi lalu mengusulkan bahwa mengerahkan Bollywood tampaknya merupakan ide yang bagus. Bollywood merupakan nama populer bagi suatu kawasan industri film India di Kota Mumbai (dulu bernama Bombai). Wilayah itu sengaja diberi nama Bollywood agar mirip dengan pusat film di Amerika, Hollywood.
"Kami mengerti bahwa film-film Bollywood sangat populer di Afganistan, sehingga selebritas India yang berminat bisa diminta jalan-jalan ke Afganistan untuk membantu memberi perhatian atas isu-isu sosial di sana," demikian kutipan memo yang dipublikasikan The Guardian, Jumat 17 Desember 2010.
Gagasan itu, hingga kini, tidak pernah terwujud. Namun, ide itu menandakan bahwa AS turut mengandalkan India dalam ikut menstabilkan Afganistan, yang bertahun-tahun berkecamuk perang, mulai dari serangan Uni Soviet, Perang Saudara, hingga perang melawan terorisme dan Taliban saat AS menginvasi negara itu pada akhir 2001.
India selama ini turut membantu pembangunan kembali Afganistan dari amuk perang. Namun, menurut memo itu, AS menyadari bahwa besarnya pengaruh India ke Afganistan bisa menimbulkan halangan dari sekutu AS lain dalam perang melawan terorisme, Pakistan. Pasalnya, India dan Pakistan secara politik masih berseteru. (hs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar